Kontripantura.com

"Viral" Wanita Korban KDRT di Malaysia Minta Bantuan Bupati Bondowoso dan Persiden RI, NKI Hubungi Tim Relawan

SITUBONDO – Sebuah video menyentuh hati beredar luas di media sosial, memperlihatkan seorang wanita asal Bondowoso yang mengaku menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Malaysia. Dalam video tersebut, ia memohon bantuan kepada Bupati Situbondo dan Presiden RI Prabowo Subianto agar bisa dipulangkan ke tanah air.

"Pak Bupati, Pak Presiden Prabowo, saya mohon bantuannya. Sudah 10 tahun saya tinggal di Malaysia, tapi saya harus melarikan diri karena jadi korban KDRT. Semua dokumen dan paspor saya ditahan oleh agensi. Saya hanya ingin pulang, sudah 10 tahun tidak bertemu keluarga," ujar wanita tersebut dalam video dengan nada lirih penuh harap.

Menanggapi hal itu, Tim Nasim Khan Indonesia (NKI) langsung melakukan pelacakan terhadap identitas dan keberadaan wanita tersebut. Presiden NKI, Nasim Khan, mengungkapkan bahwa wanita dalam video tersebut diketahui bernama Hartatik (43), warga Desa Taal, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso.

"Dari penelusuran tim kami, yang bersangkutan saat ini berada di Lot 490_D, Kampung Sebatu Rembau, Jalan Seremban 43700 Beranang, Selangor, Malaysia," ujar Nasim Khan kepada awak media. Sabtu (02/08).

Diduga, Hartatik mengalami kekerasan dari pihak majikan sehingga terpaksa melarikan diri dan hidup dalam kondisi terlunta-lunta. Ia pun tidak memiliki dokumen resmi karena ditahan pihak agensi.

Bahkan Presiden NKI langsung menghubungi ketua Komisi I DPR RI dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) serta akan kordinasi dengan pihak kedutaan indonesia di Malaysia.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Komisi I DPR RI, relawan dan jaringan kami di Malaysia, dan juga telah menginformasikan kasus ini kepada Bupati Bondowoso," tambah Nasim Khan.

Bahkan dalam waktu dekat Tim NKI dan DPC PKB Bondowoso  merencanakan bersilaturrahmi ke keluarga Hartatik bersama Kades Taal.

Kasus ini menjadi perhatian publik karena mencerminkan nasib para PMI yang belum sepenuhnya mendapat perlindungan optimal saat bekerja di luar negeri. Banyak di antaranya yang terpaksa menanggung penderitaan dalam diam.