Upaya Menjaga Ketahanan Pangan Dari Sawah Situbondo, Babinsa Menyatu Dengan Petani


Babinsa Desa Semiring Serma Ahmad Hidayat berbaur dengan petani

SITUBONDO – Di tengah kekhawatiran nasional akan perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global, sebuah pemandangan sederhana namun sarat makna tampak di hamparan sawah Desa Semiring, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo. Seorang prajurit TNI, Serma Ahmad Hidayat, tampak akrab berbaur dengan para petani, memegang sabit dan membantu memanen padi bersama warga Dusun Semiring Utara.

Ini bukan kampanye seremonial atau kunjungan sesaat. Kehadiran Babinsa( Bintara Pembina Desa ) dari Koramil 0823/04 Mangaran ini merupakan bagian dari tugas rutinnya yaitu memastikan bahwa prajurit TNI tidak hanya hadir dalam konteks pertahanan dan keamanan, tetapi juga dalam hal paling mendasar bagi kehidupan rakyat  ketersediaan pangan.

“Kami hadir untuk memberi semangat dan membantu masyarakat dalam proses panen agar berjalan lancar,” ujar Serma Ahmad kepada wartawan di tengah kegiatan panen, Senin (30/6).

Pendampingan yang dilakukan Babinsa seperti Serma Ahmad adalah salah satu implementasi dari kebijakan pembinaan teritorial TNI AD, yang sejak lama menempatkan sektor pertanian sebagai mitra strategis. Ketahanan pangan, dalam konteks ini, tidak hanya dilihat sebagai isu pertanian, tetapi sebagai bagian dari strategi pertahanan non-militer.

Wilayah Mangaran dikenal sebagai salah satu sentra pertanian padi di Situbondo. Dengan lahan sawah yang relatif subur dan sistem irigasi yang mulai membaik, desa seperti Semiring memiliki potensi besar untuk menopang kebutuhan pangan lokal. Namun potensi itu tidak bisa berjalan sendiri. Dukungan teknis, moral, bahkan simbolik dari aparat seperti Babinsa menjadi faktor penting bagi petani.

“Kalau ada Babinsa turun langsung, kami jadi lebih semangat. Rasanya tidak sendirian, Kadang kami juga dibantu carikan solusi kalau ada kendala pupuk atau saluran air," kata Pak Sariman, salah satu petani yang ikut memanen di lahan seluas 0,8 hektare miliknya. 

Indonesia, seperti banyak negara lain, menghadapi tantangan serius dalam menjaga ketahanan pangannya. Badan Pangan Nasional telah memperingatkan risiko berkurangnya pasokan akibat anomali cuaca, alih fungsi lahan, serta keterbatasan akses petani terhadap teknologi.

Dalam konteks itu, pendekatan lintas sektor seperti yang dilakukan TNI menjadi signifikan. Keberadaan aparat keamanan di garis depan pertanian bukan berarti militerisasi sektor pangan, melainkan bentuk dukungan menyeluruh dalam menjaga fondasi kesejahteraan masyarakat.

“Ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan nasional. Ini bukan jargon, tapi kenyataan. Jika rakyat lapar, stabilitas bisa terganggu,” ujar seorang analis pertahanan dari Universitas Jember, Dr. Budi Wicaksono, saat dimintai tanggapan terkait peran Babinsa di lapangan.

Di akhir kegiatan, tak ada seremoni khusus. Para petani dan Babinsa menyantap bekal bersama di pematang sawah, berbincang tentang rencana tanam berikutnya, cuaca yang makin tak menentu, dan harapan agar harga gabah tetap stabil.

Bagi warga Semiring, kehadiran Serma Ahmad bukan hanya mewakili negara, tapi juga kehadiran seorang saudara dalam kerja keras mereka. Bagi sang Babinsa sendiri, tugas ini bukan sekadar amanah institusi, tapi juga bentuk komitmen pribadi untuk menjaga desa yang menjadi tanggung jawabnya.

Ketika dunia makin kompleks dan ancaman datang dari berbagai arah, kebersamaan antara petani dan TNI di desa seperti Semiring menjadi pengingat bahwa kekuatan sebuah bangsa seringkali lahir dari kerja kolektif di tempat-tempat paling sederhana: ladang, sawah, dan pematang.


Jurnalis : joe
59
Kontak Kami

Pesisir Utara gang 7, Desa Kilensari Kec. Panarukan Kab. Situbondo, Jawa Timur

+6282222211086

admin@kontripantura.com

Ikuti Kami

©2025 Kontri Pantura. All Rights Reserved.
Design by HTML Codex Distributed by ThemeWagon